Pengertian Break Even Point
Break Even Point, Pengertian Break Even Point adalah kondisi dalam
suatu operasi entitas bisnis tidak menghasilkan laba, pun tidak mengalami
kerugian. Dalam bahasa sederhana: IMPAS (pendapatan = beban). Break Even Point
seringkali disingkat BEP dalam penyebutannya agar mudah oleh kebanyakan orang
dibawah ini pengertian menurut para ahli
S Munawir
| 2002
Titik BEP (Break Even
Point) atau juga titik pulang pokok adalah suatu kondisi operasi perusahaan
tidak mendapatkan laba dan juga tidak mengalami kerugian (Total Biaya = Total
Pendapatan)
Purba
| 2002
Purba menyatakan
Break Even Point berdasar kepada suatu pernyataan yang sederhana, berapa jumlah
unit produksi yang harusnya dijual guna menutupi semua biaya yang telah
dikeluarkan untuk menghasilkan produk tersebut
PS
Djarwanto | 2002
BEP adalah suatu
kondisi impas yaitu bila telah tersusun perhitungan laba-rugi entitas bisnis
pada periode tertentu, dan entitas tersebut tidak memperoleh keuntungan juga
tidak mengalami kerugian.
Manfaat Break Even Point
·
Berikut beberapa
manfaat dari Break Even Point :
- Sebagai alat dalam perencanaan untuk menghasilkan
laba
- BEP menydiakan informasi tentang berbagai tingkat
jumlah volume suatu penjualan dan hubungannya dengan potensi mendapatkan
laba berdasarkan tingkat volume penjualan yg bersangkutan
- Untuk mengevaluasi laba entitas secara
keseluruhan.
- Mengganti tebalnya sistem laporan dengan grafik
yang sangat mudah dibaca ataupun dimengerti.
Komponen-komponen yang memiliki peran pada BEP adalah
biaya. Biaya disini merupakan biaya tetap dan biaya variable, dimana dalam
prakteknya untuk menentukan atau memisahkan suatu jenis biaya apakah itu
termasuk biaya tetap atau variabel bukan hal yang mudah. Biaya variabel
merupakan biaya yang dikeluarkan dalam menghasilkan satu unit produk, jadi bila
tidak melakukan aktivitas produksi maka biaya variabel ini tidak akan muncul,
sedangkan biaya tetap merupakan biaya yang keluar untuk semua aktivitas entah
itu untuk produksi ataupun bukan untuk produksi.
Tujuan
utama dari suatu perusahaan salah satunya adalah mendapatkan keuntungan atau
laba, untuk memperoleh keuntungan/laba secara maksimal bisa dilakukan dengan
beberapa langka berikut
a. Menekan sebisa mungkin biaya produksi atau biaya
operasional sekecil kecilnya, serendah rendahnya tetapi tingkat harga,
kkualitas maupuan kutantitasnya tetap dipertahankan sebisanya.
b. Penentuan harga jual sedeikian rupa menyesuaikan
tingkat keuntungan yang diinginkan/dikehendaki
c.
Volume kegiatan
ditingkatkan dengan semaksima
Kegunaan dari Break Even Point
Diatas sudah dijabarkan analisa BEP penting bagi
pimpinan manajemen suatu perusahaan untuk bisa mengetahui berapa tingkat
produksi dimana total biaya yang dikeluarkan akan sama dengan total jumlah
penjualan. Dengan kata lain, dengan: BEP manajemen akan tahu hubungan antara
produksi, harga jual, penjualan, biaya, laba ataupun rugi sehingga bisa
mempermudah manajemen dalam pengambilan sebuah keputusan.
Asumsi Break Even Point
Analisis
BEP akan beguna bila asumsi asumsi dasar dipenuhi, berikut diantaranya:
Biaya biaya yang
dikeluarkan entitas bisa dikelompokkan kedalam biaya tetap dan biaya variable.
a.
Besar kecilnya biaya
variable secara total berubah ubah secara proprosional dengan tingkat volume
produksi ataupun penjualan, hal ini mengartikan bahwa biaya variable per unit
adalah tetap
b.
Besar kecilnya biaya
tetap tidak berubah walaupun ada perubahan dalam volume produksi ataupun
penjualan. Ini mengartikan biaya tetap per unit berubah ubah dengan adanya
perubahan pada volume kegiatan.
c.
umlah unit yang
terjual (unit produk) sama dengan angka per unit produk yang
dihasilkan/diproduksi.
d.
Harga jual per unit
tidak akan berubah dalam periode tertentu
e.
Entitas/Perusahaan
hanya menghasilkan satu jenis produk. Jika lebih dari satu jenis produk,
komposisi masing masing jenis produk diasumsikan tetap (konstan)
Analisis
BEP juga bisa dipergunakan oleh manajemen perusahaan dalam pengambilan beberapa
keputusan mengenai:
a. Jumlah produk minimal yang harus terjual supaya
perusahaan tidak menderita kerugian
b. Jumlah minimal penjualan yg harus tetap dipertahankan
supaya perusahaan tidak menderita kerugian
c.
Besar kecilnya
penurunan penjualan yang bisa ditoleransi agar perusahaan tak mengalami
kerugian
d. Guna mengetahui efek dari sebuah perubahan harga,
biaya ataupun tingkat volume penjualan terhadap keuntungan/laba yang didapat.
BEP juga bisa dipergunakan dalam 3 cara yang terpisah,
tetapi masih saling berhubungan satu sama lainnya, yaitu digunakan untuk:
a.
Menganalisis program
otomatis diamana suatu entitas akan melakukan operasi dengan cara lebih mekanis
serta otomatis dan mengganti biaya variable dengan biaya tetap
b.
menelaah impak dari
suatu perluasan tingkat aktivitas operasi secara umum
c.
Membuat suatu
keputusan mengenai jenis produk baru yang harus dicapai apabila
perusahaan menginginkan BEP dalam suatu project yang diusulkan
Kita bisa menggunakannya menjadikan rumus untuk
mengetahui hal hal seperti berikut ini
Ø Hubungan antara biaya, penjualan serta laba
Ø Mengetahui struktur biaya variable dan biaya tetap.
Ø Bisa mengetahui kemampuan dalam merendahkan atau
menekan biaya dan batasan dimana suatu perusahaan tidak mengalami rugi dan juga
laba.
Ø Mengetahui hubungan antara volume, cost, harga serta
laba
Analisis BEP bisa memberikan penerapan yang cukup luas
untuk mengujikan aktivitas aktivitas yang diusulkan didalam mempertinbangkan
beberapa alternatif ataupun tujuan pengambilan suatu keputusan yang lain.
Analisa BEP bukan sekedar semata mata hanya untuk mengetahui kondisi perusahaan
yang Impas atau break even saja, tetapi analisa break even point bisa
memberikan informasi kepada para pimpinan entitas/perusahaan mengenai berbagai
tingkat volumi penjualan dan juga hubungannya dengan potensi atau kemungkinan
mendapatkan keuntungan menurut tingkat penjuualan yang bersangkutan.
http://retnarindayani.blogspot.co.id/2013/01/break-event-point-analisis-titik-impas.html
Break Event Point (Analisis Titik Impas)Adalah analisis yang digunakan untuk mengetahui hubungan
antara biaya, volume penjualan dan profit.
Asumsi-asumsi:
1. Analisis titik impas digunakan untuk
analisis jangka pendek
2. Biaya dikelompokkan menjadi 2:
a. Biaya
tetap
b. Biaya
variable : gambarannya apabila jumlah produksi berubah maka biaya juga berubah
Misal : Tukang gorengan
Biaya tetapnya : kuali, sendok, kompor, tabung gas
Biaya variabelnya : minyak goring, tepung, gas, dll.
3. Jumlah yang diproduksi = jumlah yang
dijual
TC = AC x Q
TR = P x Q
TC :
Total Cost
TR :
Total Revenue
AC :
Average Cost
ATC :
Average Total Cost
4. Harga jual per unit tetap
5. Bauran penjualan tetap pada kasus
multiproduk
BEP : 1. Berdasarkan jumlah barang
yang diproduksi (unit)
2. Berdasarkan harga penjualannya
(Rp)
1. BEP (Q) atau BEP berdasarkan jumlah
barang yang diproduksi (unit)
= FC
P -
V
Ket
FC
:Fixed Cost/biaya tetap
P :Harga
VC :Variable
Cost/biaya variable
Contoh :
Suatu perusahaan
mengeluarkan biaya tetap sebesar 300.000. Biaya variabel per unit
40. Harga jual per unit 100. Kapasitas produksi maksimal 10.000. Hitunglah BEP
(Q)!
BEP
(Q) = FC
P
– V
= 300.000
100
- 40
=
5.000 unit
atau
P-
V = contribution
margin = 100 – 40 = 60
BEP
(Q) = FC
Contribution
margin
= 300.000
60
=
5.000 unit
2. BEP (P) atau berdasarkan harga
penjualannya (Rp)
= FC
1
– TVC
S
Ket
Sales (S) atau volume
penjualan = P x Q
Total Variable Cost
(TVC) = VC x Q
Dari soal yang sama
diatas:
Sales (S) atau volume
penjualan = P x Q = 100 x 10.000 = 1.000.000
Total Variable Cost
(TVC) = VC x Q = 40 x 10.000 =
400.000
BEP
(Rp) = FC
1 – TVC
S
= 300.000
1 – 400.000
1.000.000
=
500.000
BEP
(Q) = BEP (Rp)
P
= 500.000
100
=
5.000
Contribution margin
ratio =
1– 400.000 =
0,6
Atau
contribution to fixed cost 1.000.000
Setiap perubahan
penjualan akan menyebabkan setiap perubahan terhadap fixed cost sebesar 0,6
atau 60%
*** Margin of Safety :
angka yg menunjukkan jarak antara penjualan yang direncanakan atau budget sales
dengan penjualan break even.
= penj. yg
direncanakan – penj. Pada BEP x 100%
Penj. yg direncanakan
= 1.000.000 –
500.000 x 100%
1.000.000
= 50%
Efek Penambahan Faktor
Terhadap BEP
A. Harga jual
1. Suatu
perusahaan mengeluarkan biaya tetap sebesar 300.000. Biaya variabel
per unit 40. Harga jual per
unit naik dari 100 menjadi 160. Kapasitas produksi maksimal 10.000. Hitunglah BEP (Q)!
unit naik dari 100 menjadi 160. Kapasitas produksi maksimal 10.000. Hitunglah BEP (Q)!
Jawab:
BEP
(Q) = 300.000 = 300.000
160
– 40 120
=
2.500 unit
BEP
(Rp) = 300.000
1
– 400.000
1.600.000
=
400.000
Bila
harga jual dinaikkan maka BEP-nya akan turun
2. Suatu perusahaan
mengeluarkan biaya tetap sebesar 300.000. Biaya variabel per unit
40. Harga jual per
unit turun dari 100 menjadi 80. Kapasitas produksi maksimal 10.000. Hitunglah BEP (Q)!
unit turun dari 100 menjadi 80. Kapasitas produksi maksimal 10.000. Hitunglah BEP (Q)!
Jawab:
BEP
(Q) = 300.000 = 300.000
80
– 40 40
=
7.500 unit
BEP
(Rp) = 300.000
1
– 400.000
800.000
= 600.000
B. Biaya Tetap
1. Ada Ada tambahan biaya tetap
Rp 100.000 (300.000 + 100.000)
Memperbesar kapasitas
produksi dari 10.000 unit – 15.000 unit
Biaya variabel per
unit 40.
Harga jual per unit
100 – 90. Berapa BEP nya?
Jawab:
BEP
(Q) = 400.000 = 400.000
90
– 40 40
=
8.000 unit
BEP (Rp) = 400.000
1
– 600.000
1.350.000
=
727.000
C. Sales Mix
Contoh soal:
Perusahaan memproduksi
lebih dari satu produk
Sales = TR = Total
Revenue = P. Q
Keterangan
|
Produk
|
Total
|
|
A
|
B
|
||
Sales
|
200.000
|
200.000
|
400.000
|
Q/unit
|
20.000
|
8.000
|
|
VC
|
60% x 200.000 = 120.000
|
40% x 200.000 = 80.000
|
200.000
|
FC
|
40.000
|
80.000
|
120.000
|
TC = VC + FC
|
160.000
|
160.000
|
320.000
|
Laba = S – TC
|
40.000
|
40.000
|
80.000(untung)
|
Jawab:
Sales
mix = A : B = 200.000 : 200.000 = 1 : 1
Produk mix = A : B
= 20.000 : 80.000 = 2,5 : 1
BEPtotal (Rp)
= FC
1
– TVC
S
= 120.000
1
– 200.000
400.000
=
120.000/0,5
=
240.000
Sales Produk
A = ½ x 240.000
= 120.000
TR
= P.
Q
= P . 20.000
P
= 120.000/20.000
=
6
Sales Produk
B = ½ x 240.000
= 120.000
TR
= P.
Q
= P . 8.000
P =
120.000/8.000
=
15
Kelemahan dari Analisa Break Even Point.
Walaupun Analisa
Break Even Point ini telah banyak dipergunakan oleh berbagai perusahaan, namun
tidak bisa nafikanbahwa analisa break even point ini memiliki beberapa
kelemahan.